Wednesday, November 5, 2008

Artemis Fowl by Eoin Colfer

Novel ini bercerita tentang seorang Artemis Fowl, anak laki-laki berusia 12 tahun yang hidup dalam dinasti keluarga yang riwayat kekayaan dan kejahatannya berbanding lurus. Karakter Artemis Fowl mampu ditampilkan dengan detail meskipun pada awalnya agak membingungkan. Eoin Colfer dengan cerdas mampu menghadirkan tokoh seorang anak berusia 12 tahun meskipun seringkali memukau dengan karakter tenang nya dan cara Artemis berbicara dengan rival-rival dewasa nya membuat kita terkadang lupa kalau dia hanyalah anak-anak, tetapi tetap menampilkan sosok anak-anak Artemis pada momen-momen tertentu , seperti saat dia berhadapan dengan sang ibu Angeline Fowl.
Novel ini memiliki keunikan tersendiri, Eoin Colfer bercerita tentang kehidupan peri yang memilki tekhnologi super canggih, berbeda dengan kebanyakan novel yang menggambarkan seorang peri sebagai sesuatu yang cantik. Sosok Kapten Holly sebagai seorang prajurit atau Folly sang IT dengan pemikiran dan alat-alatnya yang super canggih membuat kita berpikir kehidupan peri ternyata sama saja dengan kehidupan manusia pada umumnya.
Eoin Colfer juga mampu menampilkan setting tempat yang memukau, mampu membuat kita berimajinasi seakan berada di Irlandia atau Ho Chi Minh City.
Alur cerita menyenangkan untuk diikuti dan penyelesaian cerita juga tidak bertele-tele, usaha Artemis menyelamatkan keagungan dinasti keluarganya yang menimbulkan banyak konflik dengan para peri, membuat kita tertantang untuk mengetahui apa strategi kedua belah pihak. Tekhnologi yang ditawarkan dalam novel ini membuat kita merasa berada pada beberapa abad ke depan, penggambaran kamera iris atau senjata Neutrino 2000 benar-benar detail dan memukau. Artemis Fowl, novel imaginatif yang harus dibaca, sensasinya mampu membuat kita serasa berada didalamnya.

The Kite Runer by Khaled Hosseini

Keindahan budaya dan alam Afganisthan di masa lalu terungkap jelas di novel yang mengagumkan ini, begitu juga dengan pertikaian yang diakibatkan oleh Taliban dan Rusia. Cerita persahabatan Amir dan Hassan, kisah persahabatan antara anak majikan dan pembantu kecilnya, seorang pashtun dengan hazara. Amir awalnya tidak menyadari ketulusan hati hassan si hazara, sampai kejadian tragis menimpa Hassan karena berusaha melindunginya dari kekejaman gerombolan Assef. Keberanian dan pengorbanan Hassan menimbulkan dilema di hati Amir, apakah dia harus menolong Hassan ataukah membiarkan itu terjadi agar dia mendapat perhatian lebih dari baba nya.
Peristiwa ini tetap menorehkan luka yang dalam bagi Amir bahkan sampai mereka dewasa dan hidup terpisah. Amir memutuskan untuk menetap di Amerika meneruskan kuliah,menikah tanpa memiliki anak dan menjadi seorang penulis fiksi. Sedangkan Hassan tetap di Afganisthan, menikah dan memiliki seorang anak.
Kekejaman tetap berpihak pada Hassan, sampai akhirnya dia dan istrinya harus mati di tangan Taliban dan anak mereka Sohrab harus tinggal di panti asuhan. Teman lama ayah Amir, Rahim Khan megirimkan surat memberithukan kabar sedih ini dan berharap Amir mau menolong Sohrab. Akankah Amir mengikuti suara hatinya untuk menolong Sohrab atau berdiam diri seperti yang telah dia lakukan pada Hassan?
Novel karya Khaled Hosseini ini benar-benar mampu mengaduk-aduk perasaan pembaca, akhir cerita juga tidak dipaksakan dan realistis. Keindahan alam Afganisthan mampu dihadirkan dengan detail membuat pembaca bermain dengan imaginasi mereka, demikian pula dengan alur cerita dan penokohannya.