Rara Mendut karya Y.B Mangunwijaya ini sebenarnya telah terbit sebagai cerita bersambung dalam harian Kompas pada tahun 1982.
Kisah yang berlatar belakang kehidupan pada jaman Sultan Agung ini terdiri dari tiga buku, buku pertama dalam buku ini berjudul Rara Mendut, yang menceritakan tentang seorang gadis bernama Rara Menut yang dibesarkan di kampung nelayan pantai utara Jawa. Ia tumbuh menjadi gadis yang trengginas dan berani untuk menyuarakan isi hatinya. Perilaku Rara Mendut sangat berlawanan dengan sifat masyarakat pada saat itu terlebih bagi seorang perempuan. Keidupan Rara Mendut menjadi semakin sulit ketika dia menjadi budak rampasan dan menolak untuk diperistri Tumenggung Wiraguna demi cintanya kepada Pranacitra. Dia tak ragu untuk menantang peraturan istana yang mengharuskan seorang Mendut untuk patuh apapun perintah Sang Tumenggung, berjualan rokok adalah perilaku Mendut yang fenomenal di saat itu sampai pada akhirnya dia pun memilih mati di ujung keris Tumenggung daripada harus melayani nafsu seorang panglima tua. Buku pertama adalah bagian yang paling menarik dalam trilogi ini.
Buku kedua berjudul Genduk Duku, menceritakan tentang sahabat Rara Mendut yang membantunya waktu menerobos benteng Mataram dan melarikan diri dari kejaran Tumenggung Wiraguna. Setelah kematian Mendut, Genduk Duku menjadi saksi perseteruan antara Wiraguna dan Pangeran Aria Mataram.
Buku ketiga adalah Lusi Lindri, anak Genduk Duku yang diplih menjadi anggota pasukan pengawal Sunan Amangkurat I oleh Ibu Suri. Akhirnya Lusi Lindri memilih mati sebagai pemberontak daripada hidup nyaman dibalik dinding istana yang penuh dengan intrik-intrik jahat
Wednesday, February 25, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment